The Peak Hongkong (the review)

Baca deh buku traveling atau artikel tentang Hongkong, ada gak yang gak mencantumkan The Peak dalam list ‘must visit’-nya? Kayaknya hampir gak ada ya.

Kenapa? ya karena sulit disangkal, The Peak memang menawarkan view Hongkong secara dramatis, apalagi di malam hari. Karena itu pula, siap-siap dengan antrian panjang di loket trem nya. Oh tidak, low season, low hours, low days….atau any kind of low tidak berlaku di sana. Antrian panjang itu hukumnya hampir sama pastinya dengan: lu bakal benjol kalo jedotin pala ke tiang bendera, dengan atau tanpa bendera di atasnya!

Untuk menuju The Peak, gampang banget. Paling enak naik MTR, terus turun di stasiun central, liat petunjuk gate, cari exit yang menuju The Peak. Nanti lu akan keluar di sebuah taman, jalan terus menuju pinggir jalan raya. Dengan posisi stasiun MTR di belakang lu, jalan lah ke arah kiri sampai nemu tangga untuk naik jembatan penyebrangan. Naik jembatan penyebrangan, ikutin aja alurnya, nanti banyak signage yg bakal ngarahin lu ke terminal The Peak Trem.

Image

di atas jembatan penyebrangan menuju the peak trem terminal

Eh di tengah jalan nanti bakal ketemu taman kota yang indah banget, di atas jembatan penyebrangan. Bowleeeh…lospokus bentar dan foto-foto di sini, traveler mah sah bulak-belok juga!

Image

di tengah belantara beton, tetiba ada taman endah begini

Turun dari jembatan penyebrangan, nantiiiii…kalau ngeliat banyak orang, multi ras, pada ngantri di pinggir jalan, percayalah…itu bukan antrian pembagian BLT, tapi anda telah tiba di stasiun trem the peak yang super tenar itu.

Trem ini digadang-gadang sebagai truly hongkong experience bukannya tanpa alasan. Pertama, trem yang terbuat dari kayu ini sangat bersejarah, buatan taun tua deh pokoknya (gak pernah hapal angka, musuhan sama sejarah :D). Kedua, trek yang harus dilalui dengan trem ini seru bgt, terus mendaki sekitar 27 derajat, jadi posisi semua penumpang bakalan setengah nungging :D. Rasanya hampir mirip naik/turun di roller coaster. Untuk sampai ke atas dibutuhkan waktu sekitar 10 menit.

Seru? lumayan. Menurut gw, asyik banget kalau kita dapat kesempatan untuk lihat-lihat mini museum tram ini , kemudian naik ke tram, kemudian duduk manis dekat jendela dan menikmati pemandangan. Sayangnya, kemewahan tersebut gak selalu tersedia. Seringnya, turis harus antri mulai dari pinggir jalan, beli tiket, sampai antri untuk naik trem. Berhubung trem nya memang cuma ada dua bijik, bergantian naik dan turun.

Jadi, menurut gw, kalau emang lu penasaran banget, beli lah one way ticket saja. Jangan lakukan kesalahan seperti yang kami lakukan, beli tiket PP dan kemudian stress sendiri pas mau turun dari The Peak dan melihat antrian trem mengular dan menggila *okeh lebay*.

Ketika akhirnya kami dapat giliran naik trem, gw dan rio terpaksa ikhlas berdiri daripada kudu nunggu trem selanjutnya. Yang dapat duduk cuma Isya, yg mana gak cukup tinggi untuk bisa ngeliat pemandangan melalui jendela. Gw dan si kribo sih cukup menikmati pemandangan dari jendela, mostly yang kelihatan adalah hutan kota. Tapi kita sempat melewati sebuah TK (atau daycare?) dan dapat pemandangan anak-anak siap pulang, lucuuuu. Trem ini jalurnya gak ekspress, tapi kudu berhenti di beberapa stasiun yang dilengkapi penjelasan sejarah singkat tentang stasiun-stasiun tersebut.

Image

Suasana di dalam trem, lumayan owkey lah…untuk pengalaman yg kudu didapat dgn ngantri….satu jam!! #gakSantey

Sampai atas, seperti layaknya tempat wisata, penyambutan pertama datang dari mbak2 toko souvenir. Yang senang belanja sih gak rekomen buat beli souvenir di sini. Masih banyak tempat-tempat lain di Hongkong yang nawarin harga lebih murah. Tapi buat gw yg gak seneng ngeluangin waktu khusus buat belanja, ini solusi banget, sembari lewat cuy!

Di The Peak ini, ada dua ‘obyek wisata’ lagi, pertama Museum Madam Tussauds dan Sky Terrace. Kami gak ke Museum MT, karena selain mahal, menurut kami itu juga gak hongkong-hongkong amat, di negara lain juga ada. Dan kami gak kepengen-kepengen amat juga foto-foto sama patung-patung itu. Buat yang pengen foto, waktu kami ke sana, patung Bruce Lee ada di area lobby museum, jadi bisa banget kalau mau foto-foto sama Bruce Lee doang sih.

Kami lebih pilih untuk ke Sky Terrace, karena di sana ditawarkan pemandangan Hongkong, yang pastinya Hongkong banget. Gak mungkin kan nyari pemandangan Hongkong ke New York sekalipun, apalagi ke Cipanas. 

Mau ke mana pun di The Peak, beli lah tiket bundling biar murah. Dan tentu beli di bawah lebih murah daripada beli di atas. Tiket bundling jelas lebih murah daripada beli ketengan (cuma trem doang, museum MT doang atau sky terrace doang). Mau lebih murah? beli di website nya. Tapiiii…kalau niatnya mau ke museum MT + sky terrace + naik tram PP, kayaknya guesthouse kami juaranya, dia jual tiket bundling untuk ketiganya dengan lebih murah lagih, cekidot.

Di atas, nyari tempat makan murah? yah ke MCd lah deh yah hay. Nyebrang ke gedung sebelah. Mau yang romantis? mesti ke salah satu dari koleksi resto Dining at the top, ada Bubba gump, pearl on the peak dan banyak lagi. Yang penting mah siapkan duidnya yeeee…jelas gak murah!

Image

ya tentuuuu kami makan di mekdi….menurutloooo???

Nah, yang selama ini kurang ke expose di The Peak justru adalah yang murah, eh gratis malahan! Datang agak pagi/siang deh ke sini, lalu jalan kaki mengikuti salah satu dari Nature walks di kawasan The Peak. Tadinya kami mau ambil trek Hongkong Trail, mengelilingi The Peak melewati rumah-rumah orang super tajir nya Hongkong sambil menikmati pemandangan kota Hongkong dari ketinggian. Lalu ditutup dengan main di playground Mount Austin Road. Sayangnya, kami sudah kesorean dan kelaparan. Selesai makan, hari sudah gelap, gak kondusif banget untuk mengelilingi jalanan yang sepiiiiii dan rimbun dengan berbagai pepohonan itu. Gak lucu yeee kalo di tengah jalan ketemu cewek rambut panjang lagi duduk di dahan pohon *eh, gitu gak sih setan hongkong?….gak usah dijawaaaaaaab!*

Image

sempet nekad nyoba Hongkong Trail….kemudian deg-degan dengar suara dahan bergesekan

Saat malam tiba, waktunya kami naik ke Sky Terrace yang juga ramai sangat. Pemandangan malamnya benar-benar indah, IMHO gak rugi untuk bayar naik ke sini. Pemandangan gedung-gedung dengan lampu warna-warni yang Hongkong banget itu terpampang nyata cetar membahana di sini *dadah2 teteh syahrini*. Siapkan kamera terbaikmu ya kawans, kalau digicam kelas rendah mah agak susah nangkepnya. Lebih oke lagi kalau bawa tripot. Di sana ada sih jasa foto tepat di angle terbaik, jadi dapet banget deh background gedung-gdung Hongkong yang sohor itu. Tapi kami mah ogah ngeluarin duit lagi buat foto doang, cukup kenangannya di simpan di hati *hening sejenak*.

Image

pemandangan Hongkong dari Sky Terrace…difoto dengan kamera digicam kelas ekonomi :p. Mau hasil yg lebih bagus? ada di hati kami #ejiyeeeee

Biar lebih seru, ada juga tuh kekeran yang cukup dimasukin duid logam 5 dollar hongkong, bisa ngintip-ngintip Hongkong sekitar 10 menit. Cukup clear pemandangannya dari situ, tapi buat gw sih gak guna, ngapain ngintip satu titik Hongkong sementara yg seru tuh pemandangan Hongkong secara keseluruhan, terhampar dgn mengagumkan. Etapi sempet dua kali nyobain kekerannya sih :D, karena Isya penasaran.

Image

Ngintip di kekeran 5 dollar

Puas di Sky Terrace, dengan lugunya, kami bersiap pulang, menuju stasiun the trem! *ala Dora*  Kemudian kami terdiam, terpana, tergugu, tersetres *gak usah buka KBBI* memandang antriannya, yg seperti diceritakan sebelumnya, gak manusiawi! Satu-satunya trem kosong yang nyaman dan tempat duduk dekat jendelanya kosong adalah trem di tengah-tengah alun-alun The Peak……tapi gak ada mesinnya :p. Soalnyaaa…trem bekas ini emang udah disulap jadi tourism office. Nah, masuk lah ke trem ini untuk menanyakan bus yang akan mengantar kita turun dari The Peak. Sbenarnya gampang sih, tinggal ke bagian belakang mall yang ada mcD nya, tapi biar lucu aja, mending nanya ke tourism office.

Image

di dalam satu-satunya trem yang kosong 😀

Bus yang akan bawa kita turun adalah bus no15, bus tingkat. Paling sah mah duduk di atas, puas deh liat pemandangannya. IMHO, pemandangan dari bus lebih asyik daripada dari trem, karena treknya muter-muter macem di puncak. Puas deh ngeliat Hongkong tampak atas dari berbagai angle. Kalau setelah baca review ini lu jadi males naik trem, nah mendingan naik bus no15 ini. Tersedia di halte sebelah tiket trem. Jadi enaknya, longok antrian trem, kalau males, langsung aja berdiri di halte terdekat dan tunggu bus no15.

Masalahnyaaaaa….begitu naik bus no15, kami gak tau mesti turun di mana *nyengir begok* Jadi, waktu itu, kita turun di sembarang tempat aja. Terus nanya deh sama orang-orang, di mana stasiun MTR terdekat. Berhubung, seperti yg gw ceritakan di postingan sebelumnya, gate stasiun MTR tersebar buanyak banget di seluruh penjuru kota, jadi kita pede aja, tinggal siapin kaki, ntar juga nemu stasiun MTR. Yah….begitulah cara kami pulang malam itu, seperti cara turis kere kebanyakan 😀

Leave a comment